Semarang- Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin mengatakan
,Bangsa Indonesia yang penduduknya terbesar ke empat di dunia setelah
Cina,India ,Amerika ini mempunyai
keragaman yang besar ,hal itu kata dia sudah
tentu banyak pula permasalahan yang di hadapi bangsa ini .
Untuk itu menurut mentri agama dengan adanya banyak keragaman
di Indonesia ini hendaknya bisa di ambil sisi positif dan sebagai kekuatan persatuan , dan teloransi antar ummat agama semakin
di perkuat lagi.
"Toleransi antarumat beragama dan umat seagama harus
kita perkuat lagi , karena ini merupakan bangunan dan pondasi dasar bangsa ini," demikian
di sampaikan Mentri Agama RI Lukman
Hakim Saifudin dalam acara Khataman AL
IBRIZ majlis ta,lim ahad pagi di ponpes
AL-Itqon Tlogosari wetan Semarang mingu (15/1/17) .
Lebih lanjut Lukman Hakim mengatakan, meskipun negara
Indonesia ini sebagai negara yang besar yang banyak keragaman suku,agama,ras,namun yang
di tuntut dari kita ummat Islam bukan menyeragamkan semua hal karena itu
melanggar sunatulloh .
“yang di tuntut dari kita adalah bagaimana kita dengan penuh
kearifan secara bijak bisa mensikapi
keragaman ,perbedaan itu hendaknya di
ambil sisi- sisi positif sesuai sabda Rosul perbedaan di antara kita itu justru
mendapatkan rahmat mendatangkan keberkahan “paparnya
Sementara itu ,Gus Mus (KH Mustofa Bisri ) dalam
maidhoh Khasanahnya menyampaikan , ummat Islam sudah semestinya mengenal
Allah dengan cara apa, yaitu dengan banyak –banyak mengaji ,ngaji zaman sekarang ini lanjut Gus Mus,tidak
seperti ngaji jaman dulu jadi ngaji sekarang harus di tingkatkan harus benar benar di simak karena kata dia mencari tuntunan Ulama,saat ini tidak seperti dulu.
“Di Indonesia ini Ulama, ada macam –macam bisa
yang bikinan masyarakat ,ada yang bikinan pemerintah ,ada yang bikinan partai
politik dan ada juga ulama, bikinan
sendiri jadi harus di lihat rekam
jejaknya itu penting kok di panggil kiyai itu gurunya siapa, ngajinya di mana “ungkap
Gus Mus
Di jelaskan Gus Mus,kata Ulama, di indonesia sering di
maknai berbeda ,di Negara arab sana kata Ulama, itu Jama, tapi di Indonesia di
plokoto di rubah sendiri artinya,” jadi bisa kacau saking kacaunya orang
mikir harga cabe aja dah pusing apalagi suruh mikir Ulama
“ungkapnya di sambut gelak tawa ribuan Jamaah yang hadir .
Di era Digital dan
klobal ,Sosmed , Saat ini tambah Gus mus (KH Mustofa Bisri) sebagai Ummat Islam mengenal semua itu tak ada
salahnya namun harus di manfatkan dengan
ilmu yang positif dan panjenengan punya patokan Alquran .
”makanya panjnjenegan ngaji tafsir Al-Quran di sini sudah
betul ,pas tidak seperti yang ngomong kembali ke AL-Qur,an tapi yang di lihat
Quran Depag jadi sampean ngajinya harus betul-betul di nalar di rumah di baca betul –betul karena ini hari jaman
sudah berubah kalau dulu bertanya kita ke- Kiyai sekarang tanya di mbah Google
padahal Google itu tidak pintar kerjanya cuma nyomoti omongan orang –orang “Pungkasnya .* (SJP01) .
0 comments:
Posting Komentar