Anggota Komisi B
DPRD Jateng, Achsin Maruf mengatakan Jumlah pengusaha di Indonesia masih tiga
persen. Kalah dari Thailand, Singapur ,Malaysia, bahkan negara –maju maju yang
sudah di atas 12 persen .
Untuk itu ,Achsin
berharap agar Pemerintah bisa hadir untuk tumbuh kembangkan UMKM dalam upaya
meningkatkan jumlah pengusaha di Jawa Tengah. Pasalnya, jumlah pengusaha di
Indonesiaa saat ini masih kalah di banding negara ASEAN lainnya
“Dengan semakin
tingginya jumlah pengusaha, menunjukkan tipikal masyarakat di suatu negara
hidupnya telah sejahtera.Sehingga pemerintah hendaknya hadir untuk tumbuh
kembangkan UMKM. Tujuannya agar jumlah pengusaha di Jateng dapat
meningkat.”jelas Achsin dalam Diskusi Prime Topic Goes to Campus MNC Trijaya FM
Semarang yang bertema’Tumbuh Kembangkan Usaha Keci’, di Gedung C FEB Undip
Semarang,Senin (11/3/19).
Lebih lanjut Achsin
menuturkan,saat ini pihaknya juga telah mendorong agar masyarakat bisa menjadi
enterpreneur. dicontohkanya, mulai dari sisi pendidikan di Fakultas Ekonomika
Bisnis (FEB) ada laboratorium yang cetak pengusaha, kemudian sekolah vokasi di
bidang ekonomi bisnis untuk cetak enterpreanur.
"Jadi perlu dukungan dari organisasi profesi bisnis seperti Kadin, Hipmi, Iwapi yang mendapat support dari pemerintah. Jika tidak ada support, maka UMKM akan jalan sendiri-sendiri dan road mapnya tidak jelas,"paparnya.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Jateng, Bima Kartika menyatakan bahwa Sebanyak 137 ribu pelaku UMKM telah mendapat pembinaan dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Provinsi Jawa Tengah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sehinga bisa naik kelas .
Di jelaskanya,Pembinaan dilakukan mulai dari pembuatan produk legalitas hingga pemasaran. Sedangkan untuk meningkatkan pemasaran UMKM Jawa Tengah Pihaknya telah memasarkan produk UMKM di area strategis seperti bandara dan rest area.
"Tahun ini anggaran untuk peningkatan kualitas dan kuantitas UMKM di Jawa Tengah sebesar Rp 69 Miliar rupiah, naik jika dibanding tahun 2018 lalu, yakni Rp 59 miliar," jelasnya.
"Jadi perlu dukungan dari organisasi profesi bisnis seperti Kadin, Hipmi, Iwapi yang mendapat support dari pemerintah. Jika tidak ada support, maka UMKM akan jalan sendiri-sendiri dan road mapnya tidak jelas,"paparnya.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Jateng, Bima Kartika menyatakan bahwa Sebanyak 137 ribu pelaku UMKM telah mendapat pembinaan dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Provinsi Jawa Tengah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sehinga bisa naik kelas .
Di jelaskanya,Pembinaan dilakukan mulai dari pembuatan produk legalitas hingga pemasaran. Sedangkan untuk meningkatkan pemasaran UMKM Jawa Tengah Pihaknya telah memasarkan produk UMKM di area strategis seperti bandara dan rest area.
"Tahun ini anggaran untuk peningkatan kualitas dan kuantitas UMKM di Jawa Tengah sebesar Rp 69 Miliar rupiah, naik jika dibanding tahun 2018 lalu, yakni Rp 59 miliar," jelasnya.
selain itu pihaknya saat ini mengaku telah bekerjasama dengan Bandara Ahmad Yani Semarang dengan membuka galery yang memasarkan 760 produk UMKM dari Jawa Tengah.
“Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, melalui Dinas Koperasi dan UMKM setiap tahun meningkatkan anggaran untuk peningkatan kualitas dan kuantitas UMKM. Total pelaku UMKM di Jawa Tengah mencapai 13, 7 % atau sekitar 4,8 juta dari 35 juta jumlah penduduk.”ungkapnya.
Semenara itu,Dekan
Fakultas Ekonimika Bisnis (FEB) Undip Semarang, Suharmono menambahkan, untuk
mengendalikan atau menguasai maraknya dunia wirausaha atau UMKM diperlukan
perubahan paradigma.
Menurutnya, perkembangan suatu bangsa atau kota saat ini telah memasuki abad idea. Karena suatu saat bangsa atau kota akan ditentukan oleh masyarakat elite kreatif atau bakal dikendalikan oleh kluster-kluster.
“Jika selama ini para pengusaha berupaya mencari market, maka untuk selanjutnya perlu adanya kreativitas dan inovasi sebagai kunci suksesnya,namun hal itu perlu dilakukan riset seperti apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini apa. Jika tidak, tentu semua akan menjadi sia-sia," pungkasnya.**
Menurutnya, perkembangan suatu bangsa atau kota saat ini telah memasuki abad idea. Karena suatu saat bangsa atau kota akan ditentukan oleh masyarakat elite kreatif atau bakal dikendalikan oleh kluster-kluster.
“Jika selama ini para pengusaha berupaya mencari market, maka untuk selanjutnya perlu adanya kreativitas dan inovasi sebagai kunci suksesnya,namun hal itu perlu dilakukan riset seperti apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini apa. Jika tidak, tentu semua akan menjadi sia-sia," pungkasnya.**
Sumber :mediatajam.com
0 comments:
Posting Komentar