Ribuan manusia berjajar berdesakan
menunggu giliran jatah kehidupan
Tak ada yang bisa mengalah
malah ada yang melangkahi sesama
Tiada hirau orang lain mengeluh
tiada hirau mata-mata melotot
Dalam antrean panjang
semua ingin meraih hak
Antrean panjang manusia-manusia lapar
tak jelas lagi siapa pria, siapa wanita
Berebut
Berjejalan
Berdesakan
Sibuk mengurus dirinya
Puisi yang ditulis Cahyamulia dengan judul “Antrean Panjang” ini begitu kontekstual dengan kondisi sekarang, walau ditulis pada Mei 1991.
Melihat fenomena kelangkaan minyak goreng di berbagai daerah di tanah air, bahkan hingga mengantre, demikian juga dengan antrean sopir-sopir kendaraan yang rela menunggu lama hanya untuk mendapatkan solar menjadi pemandangan yang jamak terjadi akhir-akhir ini.
Sudah mengantre lama, barangnya yang dicari terbatas pula jumlahnya. Kalau pun ada, harganya sudah berlipat dari harga normal.
Malah sering, stok minyak goreng kosong di sejumlah toko atau pasar.
Ironis memang, kita mengalami kelangkaan minyak goreng justru di negeri yang dikenal dengan hasil sawit berlimpah.**kompas.com
0 comments:
Posting Komentar