Minggu, 07 Februari 2016

Jejak laksamana Cheng Ho

Klenteng Sam Po Kong yang berdiri megah di kawasan Gedung Batu, Kecamatan Semarang Barat, menjadi saksi sejarah perjalanan etis Tionghoa di Kota Semarang, Jawa Tengah. Klenteng itu peninggalan sejarah perjalanan musafir dari Tionghoa beragam Islam bernama Sam Po Tao Lang dikenal pula dengan Sam Po Tay Djien. Orang lebih mengenalnya dengan sebutan laksamana Cheng Ho.

Majalah Eastern Economic Review dalam edisi Asian Millenium menceritakan, pada 1405 ribuan orang berkumpul di Pelabuhan Liujia di Sungai Yangtze. Mereka melepas keberangkatan Laksamana Cheng Ho yang hendak pergi berlayar. Tak hanya satu kapal yang dibawa, ada sekitar 300 kapal yang ukuranya lebih besar dari kapal-kapal perang Eropa.

Rombongan kapal itu mengangkut 28.000 orang yang terdiri dari tentara, dokter, perawat, pedagang, ahli pertanian, penulis dan lainnya. Di bawah komando Ceng Ho, mereka menuju Laut China Timur dilanjutkan ke Samudera Hindia dan singgah ke negara-negara Asia Tenggara. Termasuk mendarat di wilayah Simongan, Kota Semarang.

Sejarawan Semarang Jongkie Tio menceritakan, Nigel Pick Ford dan Michael Hatcki dalam buku bertajuk The Legacy of the Tek Sing menulis, Laksamana Cheng Ho berkunjung ke-37 negara di luar China.

Besarnya kapal Cheng Ho membuat beberapa peneliti negara Barat tercengang dan tak percaya. Kapal itu memiliki layar kain sutera sepanjang 130 meter, lebar 33 meter dengan tiang sebanyak 9 tonggak. Awalnya itu dianggap mustahil. Namun dengan penemuan benda purbakala pada abad 15, akhirnya dapat dibenarkan.

"Selain melakukan ekspedisi, mereka juga melakukan misi militer. Serta mempunyai misi dagang dan misi kebudayaan. Sehingga setiap ekspedisi membawa sekitar 30.000 orang dari berbagai macam profesi," ungkap Jongkie Tio saat ditemui merdeka.com di Kota Semarang, Jawa Tengah Jumat (4/2)

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar

Smile Police

Smile Police