Semarang-Badan Penananggulangan Bencana Derah (BPBD)Jateng meresmikan satu Unit
Gedung Logistik dan gelar peralatan PB
bertempat di Jl. Imam Bonjol No 1
F Semarang Selasa( 26/4/16).
Gedung satu unit Logistik
senilai 3.6 miliar tersebut di ketahui
adalah usulan bantuan kepada pemerintah pusat dalam hal ini Badan Nasional ,dan
dirjen PU dengan melalui ABPD Jawa
Tengah tahun 2010.
“pada tahun 2010 melalui derektorat jenderal pemerintahan
umum,kementerian dalam negeri Jawa Tengah di alokasikan satu gedung senilai 2,7 miliar ,sedangkan pada tahun 2013
BPBD jateng juga menerima satu paket
sarana prasarana Pusdaop dari Badan Nasional penanggulangan bencana
(BNPB) dengan nilai sekitar 3 miliar ,sehingga dalam tahun 2015 melalui APBD Provinsi Jawa Tengah mengalokasikan dana untuk pembanginan satu
Unit gedung logistik senilai 3,6 miliar “ujar
Kepala BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramana di kantornya .
Tidak hanya itu ,lanjut Sarwa pada tahun 2015 lalu BNPB kembali memberikan hibah kepada pemprov Jateng berupa satu paket
pembelajaran jarak jauh berupa fasilitas Vedio Konferens yang di tempatkandi gedung lantai empat Pusdal ops .
“Fakta bahwa badan Nasional setiap tahun memberikan bantuan stok logistik dan peralatan secara reguler
maupun insindental hal ini di maksudkan untuk
penguatan kelembagaan BPBD Provinsi
maupun BPBD kota di Jawa Tengah “jelasnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB )Pusat Willem Rampangilei mengatakan ,indonesia di
ketahu secara umum sudah di kategorikan
sebagai Negara yang rawan dengan Bencana ,untuk jawa tengah sendiri kata dia
sudah di tetapkan sebagai Provinsi yang rawan dari berbagai bencana .
“ada enam kabupaten yang di nyatakan rawan terhadap bencana
dan memilki pertumbuhan ekonomi yang
seknifikan yaitu pada urutan 100 sampai 105 di sana di cantumkan secara jelas
di dalam RPJMM Kita 2015-2019, disana di
tetapkan ada 136 kabupaten Kota sebagai
kabupaten /Kota yang rawan bencana namun memiliki pertembuhan ekonomi yang
seknifikan “katanya .
Di jelaskanya,di Indonesia sebenarnya ada 400 lebih kabupaten /kota yang tergolong
rawan bencana ,di dalam kebijakan
tersebut kata dia pihaknya di haruskan
menurunkan indeks resiko bencana namun
tidak di cantumkan beberapa persen indeks tersebut harus di turunkan .
“Pada rakor tahun ini kita sepakat bahwa kita akan
menurunkan 30 persen indeks resiko bencana di seluruh endonesia “jelas Willem .
Sementara itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai acara peresmian mengatakan ,ia
berharap BPBD Jateng bekerja sama dengan BNPB dan seluruh
masyarakat selalu siap sedia
“jadi kalau ada
terjadi bencana pasukan ini siap 24 jam
bisa segera di gerakan ,inilah kerjasama antara pemerintah swasta dan masyarakat
maka tadi yang hadir juga banyak dari kelompok masyarakat ,pengusaha dan kami
dari pemerintah mencoba memberikan fasilitas ini kami tadi sudah berkeliling insya Alloh
masyaraka tak perlu khawatir jika ada bencana pemeritah cukup “ tegasnya .
Sat di tanya mana
saja yang lebih di utamakan terkait
penaganan bencana di wilayah Jawa Tengah
di katakanya ,semua wilayah utama yang tidak di utamakan salatiga karena
salatiga kata dia adalah yang paling kecil resikonya .
“semuanya utama ,maka
kalau anda melihat dari seluruh alur yang ada di jawa barat –perbatasan Jawa
Tengah terus sampai ketimur wilayah
kedu,banyumas itu semua rawan jadi longsor ia banjir ya ia dan anda tau mulai
dari gunung merapi sampai gunung
selamet ,terus kemudian merapi ,merbabu,
sindoro,sumbing terus sampai gunung Lawu mereka aktifnya kadang kadang tidak
pakai permisi tau tau aktif saja gunungya kan, padahal kita selalu siap
sedia Intinya kita akan coba meskipun
kita siap tapi resiko bencana harus kita kurangi begiitu kira-kira “pungkas
Ganjar .*( SJP001
0 comments:
Posting Komentar