Cerita Mukidi bermula dari blog Ceritamukidi. Di sana tertulis
kalau Mukidi punya istri bernama Markonah, dua orang anak bernama Mukirin dan
Mukiran, serta punya sahabat bernama Wakijan. Tidak jelas siapa yang menulis
kisah Mukidi di blog tersebut yang kemudian tersebar di mana-mana. Yang pasti,
dia berhasil membuat banyak orang tertawa dengan kisahnya.
Berikut beberapa di antara kisahnya yang diambil dari blog
tersebut.
MUKIDI DAN GAJAH
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.00. Bel sekolah
berbunyi dan para siswa pun langsung berlarian memasuki kelasnya masing-masing.
Termasuk Mukidi. Mukidi memang sangat dikenal oleh para guru di sekolah itu.
Anaknya sih nggak bandel-bandel amat. Namun dia sangat populer sebagai anak
yang nyebelin banget.
Siang itu Mukidi duduk di paling depan. Karena salah satu
bangku teman yang ada di depan tidak masuk. Maka dari itu Mukidi berniat duduk
di paling depan. Kebetulan pelajaran hari itu adalah pelajaran Bahasa
Indonesia. Ini adalah mata pelajaran yang paling disukai oleh Mukidi. Nah pada
kesempatan itu, Guru Mukidi berkeinginan untuk membuat teba-tebakan nama hewan.
Berikut dialognya
Guru: "Anak-anak, apa nama binatang yang dimulai dengan
huruf G ?".
Mukidi berdiri dan menjawab : "Gajah, bu guru !"
Guru: "Bagus, pertanyaan berikutnya. Apa nama binatang
yang dimulai dengan huruf 'D' ?"
Semua murid diam, tapi Mukidi kembali berdiri :"Dua
gajah, Bu Guru..."
....gerrr sekelas
Guru :"Mukidi, kamu berdiri di pojok sana !
Ayo anak-anak kita lanjutkan. Pertanyaan berikut, binatang
apa yang dimulai dengan huruf "M"?
Semua murid diam.
Tapi lagi-lagi Mukidi menjawab dengan tenang "Mungkin
Gajah..."
Guru:"Mukidi, kamu keluar dan berdiri di depan pintu
!"
Mukidi keluar dengan suuedihhh. Guru melanjutkan.
Guru :"Pertanyaan terakhir. Anak-anak, binatang apa
yang dimulai dengan huruf "J"?
Semua diam.
Tak lama sayup-sayup terdengar suara Mukidi dari luar kelas
Mukidi : "Jangan-jangan Gajah"
Saking kesalnya, Bu Guru menyuruh Mukidi pulang....
Guru : "Sekarang anak-anak, binatang apa yang diawali
dengan huruf P ?"
Sekali lagi semua murid terdiam.
Tiba-tiba HP bu Guru berdering.
Guru: "Ya hallo..."
HP : 'Maaf bu, saya Mukidi. Jawabannya: Pasti Gajah"
TERNYATA MUKIDI TERLALU SAYANG SAMA ISTRINYA
Suatu hari istri Mukidi akan melahirkan anak pertama mereka.
Mukidi pun buru-buru ke rumah sakit dan disuruh masuk untuk
menyaksikan proses persalinan
Setelah persalinan selesai Mukidiipun mengecup kening
istrinya sambil berkata:
Mukidi: Alhamdulillah... anak kita perempuan, makasih yaa,
sayaang...
Istri: Iyaa, kang
Mukidi: Sakit yaa, sayang...?
Istri: Iyaa kang...sakiit banget!
Mukidi: Yaaank... aku sayaaang banget sama kamu... aku ga
tega
Istri: Iyaa kang...!
Mukidi: Nanti kalau untuk anak kedua titip sama yang lain
aja yaaa... jangan dari kamu lagi, aku ga tega, yaang.
Istri: ...??????????...
SETELAH MUKIDI SUKSES DAN PUNYA ANAK CUCU
Suatu malam, mbah Mukidi yang sudah berusia 85 tahun telpon
ke dokter pribadinya.
"Dokter, ada yang aneh dengan toilet saya. Setiap malam
waktu saya mau kencing, lampunya langsung nyala sendiri begitu saya buka
pintunya."
Sang dokter menjawab, "Mbah, embah istirahat saja deh,
nanti saya perbaiki." Kata si dokter, mencoba menenangkan mbah Mukidi.
Karena merasa ada yang aneh, kemudian si dokter menelpon
keluarga si Embah, dan yang mengangkat putri bungsunya, Sheilla namanya.
"Halloo dik Sheilla, tadi mbahmu memberitahu bahwa
lampu toiletnya langsung menyala saat pintunya dibuka, apa memang kamar mandi
di pasang lampu otomatis ?"
Mendengar hal ini, Sheilla langsung berteriak,
"Mamah... Kakak ... mbok Ijah ... Papah kencing di
kulkas lagi tuhhh..."
Dokter: "Waduhhhh..."
MUKIDI NONTON BIOSKOP
Jam 8 pagi di kantor bioskop.
Kriiiiing! telpon di meja kantor bioskop XXl berbunyi.
Mukidi : "Halloow mas.... saya mau nanya, bioskop buka
jam brp.... ?"
Penjaga : "Jam satu mas.
Mukidi : "Bisa buka jam sembilan tidak mas?"
Penjaga : "Gak bisa. Biasa jam satu bukanya."
Jam 11, telepon bunyi lagi.
Mukidi : "Hallow..... Jam brp bukanya bioskop?"
Penjaga : "Kamu yg telpon td ya mas? Kan sdh dikasih
tau.. bukanya jam 1"
Mukidi : "Jam 12 tdk bisa, mas?"
Penjaga : "Tdk bisa! Emang bioskopnya mbahmu apa!"
Mukidi : "Nawar sedikit saja mas. Gak apa2 sdh,
setengah satu saja ya?"
Penjaga : [dongkol] "Sebenarnya km mau nonton film apa
tho, kok telepon terus-terusan?"
Mukidi : [sambil menangis] "Saya ini sebenarnya di
dalam bioskop mas. Tadi malam pas nonton pilem ketiduran. Tolong, mas, bukakan
pintunya. Saya pingin pulang."
MUKIDI LAGI MUKIDI LAGI
Ternyata Markonah, istri Mukidi, masih perawan. Dia pergi ke
dokter kandungan untuk periksa.
Waktu dokter mau periksa bagian dalam, terjadi percakapan:
Markonah: "Hati-hati periksanya ya Dok, saya masih
perawan lho..."
Dokter: "Lho... katanya ibu sudah kawin-cerai 3x, mana
bisa masih perawan...?? "
Markonah: "Gini lho Dok, eks suami saya yang pertama
ternyata impoten......!!"
Dokter: "Oh begitu... tapi suami ibu yang kedua tidak
impoten kan....?"
Markonah: "Betul Dok, cuma dia Gay, jadi saya tidak
pernah di-apa2in sama dia..."
Dokter: "Lalu suami ibu yang ketiga si Mukidi tidak
impoten dan bukan gay kan....?"
Markonah: "Betul Dok, tapi ternyata dia itu orang
partai..."
Dokter: "Lalu apa hubungannya dengan keperawanan
ibu...??"
Markonah: "Dia? cuma janji-janji saja Dok, tidak pernah
ada realisasinya..... Jadi cuma dicontreng aja, gak dicoblos......!!!
MUKIDI MERDEKA
Jaya adalah tetangga Mukidi, tapi mereka tak pernah rukun.
Mukidi merasa Jaya adalah saingannya.
Jika Jaya beli sepeda baru, Mukidi tidak mau kalah. Mukidi
ya beli sepeda baru juga.
Ketika menjelang Lebaran, rumah Jaya dicat merah. Besoknya,
Mukidi mengecat dengan warna merah juga.
Karena kini 17 Agustus-an, Jaya memasang spanduk di depan
rumah bertulisan "INDONESIA TETAP JAYA".
Hati Mukidi panas dan memasang spanduk juga dengan tulisan
"INDONESIA TETAP MUKIDI"
MUKIDI IKUT LOMBA NYANYI LAGU HARI KEMERDEKAAN
Mukidi : "enam belas Agustus tahun empat lima...".
Juri : "salah itu..., ulangi !".
Mukidi: "enam belas Agustus tahun empat lima...".
Juri : "salah..., kesempatan terakhir!"
Mukidi: "saya ndak salah pak, sampean dengar saya
nyanyi dulu".
Akhirnya juri serius mendengarkan Mukidi bernyanyi.
Mukidi: "enam belas Agustus tahun empat lima...,
BESOKNYA hari Kemerdekaan kita..."
AYAM GORENG
Dalam keadaan lapar, Mukidi masuk ke sebuah rumah makan. Ia
memesan ayam goreng. Tak lama kemudian sebuah ayam goreng utuh tersaji. Baru
saja Mukidi hendak memegangnya, seorang pelayan datang tergopoh-gopoh.
"Maaf mas, kami salah menyajikan. Ayam goreng ini
pesanan bapak pelanggan yang di sana", kata pelayan sambil menunjuk
seorang pria berbadan kekar dan berwajah preman.
Akan tetapi karena sudah terlanjur lapar, Mukidi ngotot
bahwa ayam goreng itu adalah haknya.
Pria bertampang preman itu segera menghampiri meja Mukidi
dan menggertaknya.
"AWAS kalau kamu berani menyentuh ayam itu...!!! Apapun
yang kamu lakukan kepada ayam goreng itu, akan aku lakukan kepadamu. Kamu
potong kaki ayam itu, aku potong kakimu. Kamu putus lehernya, aku putus
lehermu..!!!"
Mendengar ancaman seperti itu, Mukidi hanya tersenyum sinis
sambil berkata, "Silakan! siapa takut?"
Lalu Mukidi segera mengangkat ayam goreng itu dan menjilat
pantatnya.
MUKIDI LAGI..OH... MUKIDI
MUKIDI yang asli madura, sedang berlibur ke Jakarta.
Dia keliling Jakarta dengan naik metromini.
Dia mengamati segala yg terjadi di dalam metromini. Termasuk
kernet & penumpang bus tersebut.
Tak lama kemudian si kernet bilang: "Dirman.. Dirman..
Dirman.." (tanda bahwa bus sampai di jl Sudirman)
Lalu seorang penumpang laki-laki teriak: "kiri..!"
Dan turunlah penumpang tersebut..
Selang berapa lama kernet teriak: "Kartini.. Kartini..
Kartini.."
Seorang cewek muda nyeletuk: "kiri..!", lalu cewek
tsb pun turun..
Beberapa lama kernet itu teriak lagi: "Wahidin..
Wahidin.. Wahidin.."
Adalagi cowok yg bilang: "Kiri!"
Tak selang lama si kernet teriak lagi: "Gatot
Subrotooo! Gatot Subrotooo!"
Seorang pemuda ganteng berkumis tebal menjawab:
"Kirii..!!"
Maka turunlah si kumis itu.
Maka....
Tinggallah seorang diri MUKIDI dalam bus. Dengan hati
jengkel dia colek si kernet, dg nada marah MUKIDI bilang:
"Korang ajjar sampiyan ya... Daari tadi orang-orang
sampiyan panggil. Lhaaa nama saya ndak sampiyan nggil panggil! Kalo begini,
kaaapan saya toron?!!!"
Untung si kernet tanggap..
"Siapa nama bapak..?"
"Namaku MUKIDI", jawabnya.
Si kernet langsung teriak: "MUKIDI. MUKIDI.. MUKIDI..
!!!"
MUKIDI pun lega dan berkata: "Naaaah.. Beggiitu..!!
Kirri...!"
Maka turunlah MUKIDI di jalan tol.
Bagi yg menemukan MUKIDI harap menghubungi keluarganya di
Sumenep.
MAAF, MUKIDI MUNCUL LAGI
Guru bertanya:"Anak-anak... Siapa yg mau masuk
surga..?"
Serempak anak-anak menjawab "Sayaaaa..!"
Mukidi yang duduk di belakang diam saja..
Bu guru bertanya lagi : "Siapa yang mau masuk
neraka..??"
Anak-anak : "Tidak mauuuu....!!!" Mukidi tetap
diam saja.
Bu guru mendekat : "Mukidi, kamu mau masuk surga atau
neraka...?
Mukidi: "Tidak kedua- duanya bu guru..."
Bu guru: "Kenapa..?"
Mukidi: "Habis waktu ayah saya mau meninggal, beliau
berpesan, 'Mukidi, Apapun yang terjadi kamu harus masuk TENTARA...!"
dari berbagai sumber.
0 comments:
Posting Komentar