Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengejutkan dunia saat dia menjatuhkan "Induk Segala Bom" (MOAB) pada militan Islamic State (ISIS) di Afghanistan.
"Alasan utama melakukan pengeboman itu adalah untuk memperingatkan Korea Utara di depan mereka yang berpotensi meluncurkan rudal nuklir," sebut sejumlah pakar militer terpercaya, seperti dikutip Daily Star, Kamis 20 April 2017.
Namun kini terungkap bahwa Amerika menyimpan rudal yang lebih besar lagi di gudang senjata mereka. Dijuluki Massive Ordnance Penetrator (MOP), bahan peledak 15 ton dirancang untuk menghancurkan lubang perlindungan bawah tanah dengan satu ledakan.
Berbobot 14.000 kilogram, bom tersebut bisa dibawa oleh pesawat pengebom siluman untuk serangan di bawah samaran ke lokasi senjata.
Dan seperti MOAB, saudara laki-lakinya yang lebih besar adalah bom non-nuklir, yang akan membuat AS tidak melanggar peraturan Uni Eropa. Peluncuran MOP bisa dipandu GPS dan dapat diangkut oleh pesawat pembom B2 AS.
Kim Jong-un marah ketika pengebom B2 ambil bagian dalam serangan simulasi di Korut selama operasi Eagle Foal.
Sebagai pembalasan, Korut telah berjanji untuk menghanguskan AS menjadi abu dengan memberi sinyal agresi. Tanggapan AS ialah mengirim tiga armada kapal perang ke Semenanjung Korea menjelang peluncuran rudal Korut berikutnya.
Metrotvnews
0 comments:
Posting Komentar