
Dari 10 orang itu terpilihlah lima pimpinan baru yaitu Agus Rahardjo, Irjen Basaria Panjaitan, Alexander Marwata, Saut Situmorang dan Laode Syarif berdasarkan pemilihan oleh anggota Komisi III DPR. Lalu apakah lima orang ini sudah cocok untuk memberantas praktik korupsi di Indonesia?
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Budiatna mengatakan, meski KPK dipimpin oleh orang kuat dan galak terhadap koruptor sekali pun, namun ketegasan Presiden Jokowi adalah kunci utama agar lembaga anti rasuah itu benar-benar menjalankan tugasnya. Menurut dia, lolos uji kelayakan di DPR bukan jaminan mereka mampu melawan praktik korupsi, jaminan hukum dan ketegasan presiden adalah kekuatan agar komisioner KPK tidak dikriminalisasi.
"KPK sudah diamputasi karena enggak berani tangani yang besar-besar. Kasus BLBI dan Century lenyap, SBY enggak tersentuh bahkan Komjen BG (Budi Gunawan) yang pernah ditersangkakan KPK jadi Wakapolri. Mereka hanya berani yang kecil-kecil. Kalau presiden tidak tegas, nasib para komisioner juga bisa kayak Abraham Samad dan Bambang Widjojanto," kata Budiatna ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Jumat (18/12).
"Siapa pun, saya lihat, kalau galak selalu dikriminalisasi. Yang jadi komisioner bukan tidak mau tapi mereka dikriminalisasi kalau galak. Mereka bukannya dilindungi oleh Jokowi. Tak sesuai dengan Nawa Cita, maka para komisioner juga hati-hati untuk tangkap yang besar-besar," imbuh dia.
Bagi Budiatna, perlawanan terhadap korupsi di Indonesia tak cukup dengan memilih orang baru. Perlawanan terhadap korupsi mesti dibarengi komitmen bersama, baik presiden dan rakyat harus mendukung penuh KPK.
"Siapa pun yang jadi komisioner mereka selalu hati-hati melawan koruptor karena takutnya komisioner baru ini kayak gitu, enggak punya nyali ketika melawan yang besar-besar. Kalau tidak tegas nasib orang akan repot. Nasib mereka akan sama dengan yang kemarin," tegas dia.
Selain jaminan akan ketegasan Presiden Jokowi, hal yang perlu kata Budiatna adalah adanya kerja sama yang baik di antara para komisioner. Sinergisitas di segala hal, kata dia akan menjadikan KPK sebagai lembaga yang kuat.
"Mereka harus sepakat dalam keputusan. Jangan ketua jalan sendiri yang lain jalan sendiri," tutup dia.
Merdeka.com
0 comments:
Posting Komentar