
JAKARTA- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mempercayai Indonesia dalam hal ini Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia sebagai tuan rumah dalam penyelenggaran program baru PBB terkait “Pelibatan Keluarga dan Masyarakat dalam rehabilitasi Penyalah Gunaan Narkotika”.
Hal itu terlihat dalam side event pertemuan ke 63 CND PBB di Vienna Austria, Selasa (3/3/2020) kemarin.
Dalam keterangan rilisnya, kegiatan itu, diselenggarakan side event dengan tema sama pada pertemuan CND tersebut oleh Pemerintah Indonesia, Pemerintah Jepang, UNODC, WHO dan University of Roehampton, Inggris.
Kepercayaan PBB kepada Indonesia tersebut merupakan wujud standar dan komitmen yang tinggi dalam pelaksanaan terapi dan rehabilitasi berbasis bukti bagi orang dengan masalah penggunaan narkotika, serta sebagai bagian dari implementasi visi dan misi BNN RI dalam Pencegahan , Penanggulangan Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).
Mewakili Pemerintah Indonesia, Kepala BNN RI, Heru Winarko yang didaulat untuk membuka acara dan memberikan kata sambutan mengatakan, bahwa keluarga dan komunitas berperan besar dalam proses pemulihan masalah penyalahgunaan atau ketergantungan narkotika, terutama yang dialami oleh pengguna usia remaja.
“Kita menyambut baik penyelenggaraan uji coba Protokol Treatnet Family Intervention (TFI), di Jakarta pada tahun 2019 yang berjalan sangat sukses. Hal ini sejalan dengan kebijakan BNN RI untuk lebih meningkatkan peran komunitas dalam membantu proses pemulihan bagi mereka yang memiliki masalah ketergantungan narkotika,” terangnya.
Perwakilan dari UNODC, Anja Busse menyampaikan latar belakang pengembangan modul Treatnet Family Intervention (TFI) dan protokol penelitian kelayakannya dan mengapa pula Indonesia dipilih untuk menjadi negara pertama dilaksanakannya uji coba modul tersebut, yaitu karena hubungan baik yang sudah terjalin sejak lama, respons positif dari pihak Indonesia dalam menerima suatu program inovatif, serta sumber daya manusia yang mumpuni .
Hal yang sama dikatakan perwakilan dari Roehampton University UK, Dr. Caecilia Essau. Selaku konsultan atas pengembangan protokol penelitian , dimana yang bersangkutan berama-sama dengan para fasilitator klinis yang telah terlatih dan tim peneliti melakukan beberapa modifikasi yang disesuaikan dengan kebiasaan dan kultur yang berlaku secara kontekstual pada wilayah masing-masing.
Ia mengatakan, Pelaksanaan penelitian dilakukan di Jakarta Utara dan Jakarta Timur, melibatkan penerima layanan klinik BNNK dan penerima layanan rehabilitasi terhadap komponen masyarakat di Jakarta Utara dan Jakarta Timur.
Pembicara lain Mr Eno Hideko dari Pemerintah Jepang menanggapi positif hasil penelitian yang di paparkan oleh Dr Caecilia Essau tersebut. Pemerintah Jepang juga berkomitmen untuk mendukung terus pelaksanaan TFI ini dan Vladimir Poznyak dari WHO menyatakan WHO akan tetap memberikan masukan teknis klinis dalam penerapan TFI di masa yang akan datang.**hms
0 comments:
Posting Komentar