Kendal-RATUSAN truk pengangkut tanah hilir mudik di jalan lingkar Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, pekan lalu. Satu demi satu truk menurunkan muatan ke tengah genangan air laut pasang (rob) yang mengikis sisi utara jalan lingkar.
Lokasi yang dahulunya merupakan persawahan itu kini tidak produktif lagi. Rob membuat sawah tidak bisa ditanami lagi.
Di kawasan inilah pengembang besar, PT Jababeka Tbk dan Sembcorp Development Ltd, memulai pembangunan kawasan industri berstandar internasional. Raungan alat berat dan truk pengangkut tanah bergerak menambal sejengkal demi sejengkal sawah yang telah berubah menjadi lahan tidur.
Sebuah bangunan induk yang merupakan kantor pengembang di kawasan industri itu sudah berdiri megah. Warna-warni catnya juga sedikit mempercantik wajah lingkungan.
Ada lahan tidur karena rob seluas 3.000 hektare yang dicadangkan sebagai kawasan industri Kendal," ungkap Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Kendal. Heri Wasito.
Dia menambahkan perusahaan sudah membeli lahan seluas 700 hektare dari total rencana 1.100 hektare dari pemilik lahan dengan harga bervariasi. "Belum semua lahan dilepas pemilik karena masih meminta harga yang tinggi."
Kawasan industri Kendal, ujar Heri, direncanakan akan menjadi kawasan industri terbesar di Jawa Tengah. Lokasi yang sama juga akan dilengkapi fasilitas perumahan, swalayan, sarana olahraga, pendidikan, dan diarahkan menjadi kota satelit baru.
Produksi pangan
Kawasan itu dipastikan sangat strategis karena hanya berjarak 20 kilometer dari Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang. Selain itu, kawasan itu berada tidak jauh dari pelabuhan komersial dan niaga Kendal, Tol Surabaya-Semarang. dan hanya berjarak 10 kilometer dari Stasiun Kereta Api Weleri. 'Dari total 700 hektare lahan yang sudah memasuki tahap konstruksi, kami sudah menyelesaikan surat pengalihan lahan KIK seluas 507 hektare," papar Kepala Kantor Badan Pertanahan Kendal, Usman.
Kepala Dinas Pertanian Kendal, Sri Purwati, memastikan penggunaan lahan seluas 3.000 hektare itu tidak akan memengaruhi produksi
pangan. "Kami mempertahankan sawah lestari. Apalagi, lahan untuk industri itu sudah dikeluarkan dari status sebagai lahan pertanian akibat banjir rob."
Kondisi berbeda terjadi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Pemerintah kabupaten merencanakan pembangunan kawasan industri di lahan seluas 350 hektare.
Namun, bukan lahan tidur yang dipakai. Lahan yang akan digunakan di Loireng dan Gemulak, Kecamatan Sayung, merupakan persawahan produktif.
Sudah ada empat pengembang yang bergerak membebaskan lahan. "Sampai saat ini belum ada perusahaan yang mengajukan pengalihan hak atas tanah untuk kawasan industri. Pemkab Demak juga belum mengeluarkan izin lokasi, meski sudah ada empat pengembang yang sudah bergerak," ungkap Kepala Kantor BPN Demak. Dyah Sahitarasmi
0 comments:
Posting Komentar